September 4, 2013

Rangkaian Supernova



Setelah jatuh cinta dengan Perahu Kertas, Filosofi Kopi dan Recto Verso, saya jadi penasaran dengan karya Dee yang paling sulung. Supernova. Buku yang katanya sempat menuai perdebatan tetapi juga terkenal dengan science fiction nya itu.

Sampai di tahun 2013 ini, supernova sudah memasuki buku ke-4 nya, setelah terbit pertama kali di sekitar tahun 2000an. Tetapi, saya baru mulai membacanya beberapa minggu lalu setelah seorang teman yang berbaik hati mengantarkan ke rumah untuk dipinjam (Thanks, Safirah). Baiklah, saya tidak ingin menengok ke belakang, hanya ingin mengupas kesan saya pribadi setelah membaca 4 buku tersebut.

Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh adalah sequel pertama. Berkisah tentang Ruben dan Dhimas yang merupakan sepasang gay. Mereka bersatu untuk membuat sebuah masterpiece. Awalnya kita mungkin akan pusing dibuat berpikir mengenai teori teori yang berkaitan erat dengan science atau bahkan belum pernah kita dengar. Tetapi, tips dari saya adalah tetap menikmatinya.

Anggaplah sebagai ilmu tambahan. Selain itu, kita juga masih bisa mengikuti keseruan cerita Rana dan Re, dua orang yang saling mencinta namun tak bisa bersatu. Ada juga kisah Diva, seorang model jenius merangkap sebagai PSK. Kecerdasannya sangat mengagumkan. Sequel pertama ini bukanlah berisi kumpulan cerita, tetapi cerita tersebut saling berkait dan bagian dari masterpiece Ruben dan Dhimas. (Sebelumnya saya juga pernah pos tentang Dongeng Ksatria, Puteri dan BintangJatuh yang sangat indah, menurut saya pribadi)

Di sequel  keduanya, Supernova Akar, Dee membuat saya berpikir kalau dia tidak hanya jenius tetapi juga berwawasan luas. Perjalanan Bodhi, seorang tattooist yatim piatu  menyusuri Thailand, Kamboja, dan Laos—berbekal paspor palsu—mengenalkan bagaimana medan Negara tersebut. Dee so awesome ! 
Bodhi, lelaki botak dengan bandananya tumbuh besar di sebuah vihara bersama Guru Liong. Pada suatu ketika, Bodhi memutuskan untuk melakukan perjalanan dengan tujuan pencarian siapa ia sesungguhnya.  Perjalanannya berakhir bersamaan dengan kematian Kell—sahabatnya. Sahabat yang mengenalkannya soal tattoo ini harus mati karena kehabisan darah saat terkena ranjau di Laos.

Honestly, perjalanan Bodhi yang seakan bagaikan kutuk loncat sebagai backpacker akan membuat siapapun envy. Seolah semesta berkonspirasi menghadirkan kemudahan di balik kesulitannya.


Sequel ketiganya adalah  Supernova Petir. Ini adalah kisah supernova pertama yang saya baca dari 4 rangkaian yang telah lahir di Indonesia. Yes, reader saya bacanya tidak urut. Beberapa bulan lalu, menemukan ebook untuk Supernova Petir dan virusnya menginfeksi, maka dari itu saya begitu penasasaran dan ingin membacanya dari awal. Sayangnya, di verse ebook Supernova Petir yang saya temukan, ceritanya menggantung belum sampai selesai. Maka, saat buku pinjaman dari teman itu datang, saya meneruskan Petir terlebih dahulu, baru Ksatria Puteri dan Bintang Jatuh, Akar, lalu Partikel.

Kembali pada Petir. Kisah ini bercerita tentang Elektra yang hidup sendirian di rumah tuanya di Bandung. Ayahnya meninggal dan kakak perempuan tunggalnya ikut dengan suaminya yang seorang Muslim. Di kesendiriannya yang dihimpit oleh perjodohan oleh kakaknya dan tuntutan untuk bertahan hidup, Elektra menemukan siapa dia sebenarnya. Ya, dia memiliki kemampuan menyembuhkan orang lain melalui listrik yang mengalir di tubuhnya. Terapi listrik, semacam itulah.

Akhirnya, di tengah perbisnisan warnet yang dibangun bersama temannya, Elektra juga mendirikan tempat terapi. Yang juga menarik sekaligus lucu adalah ketika Elektra melamar kerja sebagai asisten dosen di STIGAN (Sekolah Tinggi Ilmu Gaib Nasional) dan mengirimkan CVnya dengan cara diletakkan di kuburan. You have to read, readers haha


Seakan tertidur selama 8 tahun, Dee kembali melahirkan seri ke 4 Supernova yang berjudul Partikel. Selain penerbit yang berbeda dari seri sebelumnya, halamannyapun menjadi tebal. Dan di buku keempat ini, saya tidak perlu sanksi dan rasanya semakin mantap kalau Dee sungguhlah penulis yang smart dan jenius. Saya tidak mengerti bagaimana caranya, yang jelas semua penjelasan soal enteogen, jamur dan koloninya menggambarkan Dee melakukan riset yang matang. 

Kurang dari 100 halaman pertama di Partikel, Dee sukses menyelimuti saya dalam ketegangan proses melahirkan adik Zarah. Sebenarnya bukan prosesnya, tetapi anak yang dilahirkan oleh Aisyah (Ibunda Zarah). Awalnya, saya pikir anak yang dilahirkan itu terkena kutukan tetapi di tengah perjalanan membaca, Dee menjelaskan akan sebuah penyakit yang menyerang bayi tersebut. Harlequin Ichtyosis, sebuah penyakit kelainan gen (sampai saat ini saya belum berani mencarinya di google) Ini seolah menghapus paradigma mistis dan menggantikannya dengan science.

Di Partikel juga, saya belajar banyak tentang Orang Utan. Sekali lagu, saya katakan Dee so awesome. Secara tidak langsung, Dee mengenalkan kita lebih jauh tentang Orang Utan dan secara tidak sadar kitapun ikut bersimpati dengan Orang Utan yang keadaannya semakin memprihatinkan. Siapa yang sangka kalau penamaan Orang Utan disamakan dengan petugas konservasi yang menemukannya pertama kali. Jika orang utan itu kakak beradik dan kakaknya berawalan S, maka adiknya juga harus berawalan S. seperti di buku ini, 2 orang utan kakak beradik itu adalah Sulaiman dan Sarah.

Di Partikel, juga ada pengkhianatan yang sebenarnya sungguh klise. Apalagi kalau bukan cowok yang kamu cintai direbut oleh sahabat yang kamu sayangi. Rasanya kisah itu sudah seperti rahasia umum ya readers. Tetapi, memang itulah yang dialami oleh Zarah. Cinta pertamanya berselingkuh dengan Koso, sahabatnya. Padahal demi Koso—sahabat Zarah yang menderita disleksia—Zarah rela ikut tinggal kelas bersama Koso selama setahun.

Yang membuat dada saya sesak adalah ketika Zarah bertemu dengan Abah (kakeknya) dalam proses Iboga melalui alam bawah sadarnya. Sebenarnya Iboga itu adalah cara yang Zarah lakukan untuk mengetahui apakah ayahnya masih hidup atau tidak, tetapi Zarah justru menemukan sosok kakaeknya yang berbaju putih.

Di dalam dunia iboga yang seolah seperti mimpi itu, Abah begitu lembut dan saling bermaafan dengan Zarah. Kalau readers baca dari awal buku Partikel ini, mungkin kita akan memiliki emosi yang sama. Abah dan Zarah memiliki hubungan yang tidak baik, bahkan Abah sampai mengumpat bahwa Zarah bukanlah cucunya lagi.

Sayangnya, Dee memang pandai mebuat kita kembali bertanya-tanya dan menunggu kelanjutannya. Ending di Partikel adalah menggantungkan pertemuan anatara Bodhi dan Elektra. Mereka sama-sama terjatuh saat berjabat tangan bersama. Ya, supernova memang memliki keterkaitan. Kamu harus merangkainya sendiri, setelah menemukan rangkaian itu, maka kamu akan terinfeksi virusnya. Seperti saya.

Once more, penggalan kalimat yang menjadi favourite saya adalah Penyakit bukan sekedar gangguan. Tapi kode. Kode dari tubuh bahwa ada hal dalam hidup kita yang harus dibereskan. Dan saya mengamininya.

Dee, saya menunggu Gelombang dan Intelegensi Embun pagi .

Saya menunggu akankah Zarah dan ayahnya dipertemukan dan saya menunggu bagaimana kelanjutan Elektra dan Mpret. Ohya, dan saya menunggu apakah Diva benar menghilang dan tidak ditemukan?

Saya menunggu kamu menjawab. Untuk saat ini, terima kasih untuk Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir dan Partikel nya. Supernova sungguh menginfeksi.

Sekian

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis