April 7, 2017

80H in Malaysia - Malacca Story



Seriously sulit sekali menemukan kata pertama untk postingan ini. Mungkin karena sudah terlalu lama berkhianat dari blog dan asyik dengan segala macam story (Instagram, WA, bahkan yang terbaru Path) jadi lupa caranya menulis. Well, postingan kali ini sesungguhnya adalah tentang berbagi foto dari moment perjalanan kick off meeting saya seminggu yang lalu.
Allhamdulillah, tahun ini berkesempatan mengikuti kick off meeting bersama tim lain dari Malaysia dan Singapura. Acara bertajuk “In It To Win It” ini bertempat di Malaysia, tepatnya di Melaka. Rombongan kami (Indonesia) meninggalkan Indonesia melalui jalur udara Kamis pagi (16 Maret 2017) dan tiba di Kuala Lumpur International Airport sekitar pukul 9 (waktu Malaysia). Flight di pesawat ± 2 jam.

Foto Di Udara 
Selain pengalaman naik pesawat untuk pertama kalinya, ini juga menjadi pengalaman pertama bagi saya ke Luar Negeri. Alhasil agak keki saat melewati bagian imigrasi di Malaysia karena kurang tepat dalam menempelkan sidik jari, sampai Mak Cik nya jutek dan marah. Efek lainnya adalah jadi ketinggalan untuk ngambil bagasi.

Just Arrived in KLIA with ACA Team Indonesia 


(still) with ACA Team Indonesia in KLIA 


Salah satu spot penyambutan di KLIA

Ladies Selfie in KLIA


(still) in KLIA

Melaka lebih dekat ditempuh jika melalui jalur darat dari Indonesia (mungkir dari Kalimantan), at least itulah hasil browsing singkat yang saya ketahui. Alhasil, dari KLIA, kita masih harus menempuh perjalanan sekitar 3-4 jam menggunakan bus. Sesampainya di Melaka, kita langsung disambut dengan matahari yang menyengat juga udara yang terasa panas. Dan tak lupa makan siang yang sudah siap untuk dilahap.

Salah satu landmark di Malaka

Pelabuhan Malaka yang hanya meninggalkan Benteng

Nice choice for hot Thursday

Karena namanya kick off meeting, maka setelah makan siang dan mengagumi view dari kamar hotel, kami kembali berkumpul di aula untuk…sebut saja bekerja tapi beda latar. Acara dibuka dengan ice breaking yang menjadikan 3 negara saling blending. Mulai dari berkumpul sesuai warna kartu bridge (FYI : sebelumnya kita diminta untuk mengambil satu kartu bridge), lambang kartu bridge, nomor kartu. Selain berkumpul dengan kriteria yang ditentukan, kita juga diberi 3 misi. Yang pertama, mengetahui nama orang-orang yang memiliki nomor kartu yang sama dengan kita. Yang kedua mengetahui apa yang dia kerjakan di kantor dan yang ketiga adalah mengetahui minuman apa yang diminum pertama kali di pagi hari.

Setelah itu, kita diminta untuk saling berkumpul based on minuman yang diminum pertama kali di pagi hari. Dari beberapa macam jenis minuman (mineral water, coffee, orange juice, tea), mineral water menjadi minuman yang banyak diminum. Tidak hanya itu, mineral water banyak mengandung manfaat. Hingga pada akhirnya, kita berkumpul sesuai divisi. Saya sendiri berada di tim support bersama dengan tim marketing, operation & finance, dan inside sales. Ice breaking masih dilanjutkan dengan mengirimkan delegasi untuk setiap hint yang ada, seperti the shortest, longest, greatest, biggest dan lain-lain. Acara selanjutnya adalah mendengarkan presentasi dari country manager masing-masing Negara, juga Regional Excecutive Director. Jangan tanya jam berapa tepatnya acara itu selesai, karena meski dikatakan sudah larut sore, matahari di Melaka masih eksis di langit. Terbukti dengan pukul 7.30 tetapi kami mengiranya masih pukul 5.30 sore.

Icebreaking part  'The Smallest' with ACA Group
             
Dinner malam itu ditiadakan di Quayside Hotel (tempat kami menginap). Kami diberi uang per tim untuk dapat digunakan dinner dan acara untuk esok hari. Alhasil, kami mencari makan bersama sambil jalan-jalan di sekitaran Melaka. Tim kami berjumlah 8 orang, terdiri dari 3 orang Indonesia ( saya, Mba Ria, dan Mas Rio), 3 orang Singapura (Shang, Kala dan Jade), dan 2 orang Malaysia (Siti dan Mariam). Beruntungnya, tim dari Singapura sangat menghormati kalau kami tidak makan babi, sehingga kami rela jalan lumayan jauh untuk mencari street food yang tidak mengandung babi. Akhirnya kami berlabuh di street food India. Saya sendiri memesan nasi goreng pattaya chicken dan teh tarik.

Dinner with Red Team

       Karena masih penasaran, pasca dinner itu saya dan Mba Ria memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Melaka Riverside hingga pukul 10.30 malam. Dari hasil perjalanan kami, dapat dsimpulkan kalau Melaka ini dulunya adalah pelabuhan. Berikut foto-foto kami.




       

Salah satu jalanan yang ada di Malaka

Entah ini Museum atau toko (yang pasti udah tutup karena sudah larut)

      Pada Jumat, 17 Maret 2017, matahari seakan masih mengumpat meski jam sudah menunjukkan pukul 7.30. tapi memang begitu adanya di Malaysia ternyata. Perbedaan waktu yang satu jam lebih cepat dari Indonesia menghadirkan Matahari yang lebih bertahan lama dan eksis. Apakah mungkin karena berada dekat dengan garis khatulistiwa ? Entahlah.

View dari Kamar Hotel 

I Love This Spot

Yang pasti acara hari kedua di part pertama adalah sesi curhat (jika boleh disebut demikian) untuk support team (minus marketing) sementara untuk sales adalah mendengarkan presentasi vendor. Nah kedua agenda yang berlangsung bersamaan ini bertempat di dalam ruangannya. Jadi cukup aman dengan terik mataharinya.

with  Support Team ACA Group

Setelah sesi menumpahkan what we have to started, stopped and continued serta brainstorming (semuanya terkait dengan hal yang kita kerjakan di kantor), acara dilanjutkan dengan Amazing Race (jika boleh disebut begitu) sesuai tim dinner semalam. Meski matahari bersinar terik di jam 3 sore, kita diberi misi untuk mengunjungi tempat-tempat yang ditentukan dan mengambil foto di tempat tersebut. Tidak hanya itu saja, kita juga diharuskan membuat mannequin challenge di salah satu tempatnya.
Foto-fotonya mungkin nggak terlalu bagus diambil, karena kita melakukannya dengan sangat cepat. Maklum di bawah tekanan matahari yang posesif seakan mau mencium, karena rasanya dekat banget. Oke, mungkin itu lebay.

Di salah satu Museum di Jonker Street (lupa namanya) 

In front of Statue of Mr. Melaka


Half of face in Jonker 3D Art Gallery

Di salah satu Museum (lagi) yang lupa namanya (lagi)


Baba Nyonya Heritage Museum

Background Gereja


Di Tengah Pusat Kota Melaka
Tempat-tempat yang dituju berada di seputaran Jonker Street dan daerah Melaka ini memang dikelilingi oleh berbagai museum. By the way, Jonker Street ini ternyata adalah jalanan yang saya kelilingi di malam sebelumnya bersama Mba Ria. Ternyata Jonker Street memang ramai di siang hari dengan berbagai macam barang-barang khas Melaka, maupun makanan & minumannya.
Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah San Shu Gong Shop. Tempat ini terkenal dengan cendol duriannya yang sangat segar dan kemasannya juga cukup menarik. Meski sebenarnya toko ini juga menjual benda-benda, seperti boneka dan pajangan. Setelahnya, kami kembali ke hotel untuk mempersiapkan dinner nanti malam.

Last Destination : Makan Cendol Durian di San Shu Gong

Salah satu spot di San Shu Gong

Dodol San Shu Gong

Cendol Durian dengan Kemasan yang Kreatif

Suasana di San Shu Gong Shop

Kick off meeting bertajuk ‘In It To Win It’ ini mengangkat Theme Sport untuk closing dinner kita. Dinnernya berlokasi di Hatten Hotel Melaka, 20 menit jika ditempuh berjalan kaki.  Tim Indonesia sendiri lebih santai dengan kostum yang mostly soccer. Saya dan mba Ria memilih kostum senam (jika memang bisa disebut demikian) untuk dinner kami. Sementara tim lain (Singapura & Malaysia) dapat dikatakan lebih totalitas. Terbukti dengan kostum diving plus sepatu katak ataupun kostum penunggang kuda (maaf foto tidak tersedia).



Our sport's costume for dinner : Senam Syariah 


ACA Team Indonesia

(masih) ACA Team Indonesia

Suasana saat sambutan REgional Excecutive Director 

ACA Team Indonesia (again)

ACA Team Indonesia
Dinner yang disertai mannequin challenge itu jika diselingi dengan games layaknya permainan kasino. Oke, yang ini sesungguhnya bingung cara mainnya di part awal. Tetapi, berakhirnya dinner maka berakhir sudah acara kick off meeting In It To Win It ini. Kita sudah free agenda hingga checkout jam 12 siang di esok Sabtunya.
Maka sebelum benar-benar meninggalkan Melaka, saya Mba Ria, Pak Kevin dan Nci Tifanny memutuskan untuk pergi mengunjungi Museum Samudera yang berlokasi tidak jauh dari hotel kami. Cukup jalan kaki 5 menit. Museum yang berada di dalam replika kapal ini mematok harga RM 10 untuk foreigners dan RM 5 untuk orang penduduk Malaysia dengan ID Card tentunya.


Pengunjung di Melaka sendiri mostly adalah turis China. Yang unik adalah saya dan Mba Ria sempat diajak berfoto oleh salah satu rombongan turis. Mungkin mereka menganggap kami adalah penuduk asli Melaka atau Malaysia. Hehehe.

Apakah kita nampak seperti turis? Tetapi yang kiri bukan turis sih hehe



view dari atas kapal yang eyegasm




Ladies time 

Selfie bareng Pak Kevin
Yang keren dari Museum ini adalah bagaimana mereka menjelaskan sejarah di setiap gambar yang ada dengan memadukan teknologi. Scan QR Code nya bisa mengantarkan ke audio. Jadi, jika ingin tahu bagaimana cerita yang tersirat di baliknya, kita cukup scan QR codenya menggunakan device yang kita miliki dan mendengarnya langsung melalui device kita. Meski ada juga penyewaan untuk headphonenya, jika pegunjung tidak membawa headset dan sejenisnya. Hal ini yang saya rasa belum ada di museum-museum yang berada di Indonesia.
Kalau untuk isi dari museum, koleksi kapalnya cukup keren sih. Tapi saya percaya, kalau Indonesia punya koleksi lebih keren dari yang ada di Melaka. Maka dari itu, saya rasa saya harus benar-benar segera ke Museum Bahari untuk memastikannya. Hehe. Beberapa foto dari koleksi Museum Samudera.

Mata Uang yang digunakan pada zamannya

Model Kapal Portugis

Salah satu lorong di Museum Samudera

Alfonso D'Alburquque

Salah satu Lorong di Museum Salmudera 2 

Setelah selesai dari Museum Samudera, saya dan Mba Ria berkeliling sebentar di pusat oleh-oleh Melaka. Honestly, nggak ada barang-barang yang bersifat khas. I mean, banyak yang bisa kita temui di Indonesia. Terkecuali tas owl yang rasanya happening di Malaysia. Akhirnya, kami memutuskan untuk membeli ransel owl.
And here is it, our journey in Malacca for almost 3 days. Thanks to my office, who brought me to the first abroad experience. And all the ‘support team’ who took the moment.

Last Selfie with ACA Team Indonesia while waiting the bus
NB : Tapi, masih ada cerita perjalanan di KL, karena saya dan Mba Ria memutuskan untuk extend satu malam. Tunggu ceritanya di postingan selanjutnya ya.

Terima kasih sudah membaca sampai akhir.

Koleksi foto lainnya 
   


with Rorey (Country Manager Thai) and Pak Richard (Operation Sin)

with ACA Sin and Malaysia Team

with the greatest experiences people (Jade and Terrina)

with Malaysia Team (Siti and Mariyam) 



with the nice Malaysia Team (Siti and Mariyam)  yang membantu kami mentranslate bahasa melayu





0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis